Lagi, Gemira (Gerakan Muslim Indonesia Raya) memberikan bantuan nyata bagi korban banjir di Kelurahan Panjang Utara, Kecamatan Panjang, Bandarlampung, Selasa, 22 April 2025.
Rombongan 9 orang yang dikomandoi langsung Ketua PD Gemira Lampung, H. Mahrizal Sinaga SE didampingi Sekretaris Ismuliadi Zakaria SE MM membagikan 200 paket nasi bungkus lauk ikan Tongkol kepada warga terdampak Banjir.
Pada warga terdampak banjir sebelumnya, Gemira juga pernah membagikan paket Sembako secara door to door.
"Bantuan ini mungkin terlihat kecil, tapi sungguh besar bagi korban terdampak banjir ," ujar Mahrizal.
Seperti diketahui, banjir kembali melanda Bandarlampung, Senin, 21 April 2025, dimana sejak pukul 02.55 WIB telah terjadi hujan lebat selama 6 jam yang mengakibatkan banjir dan mengakibatkan 3 orang hanyut dan ketiganya meninggal dunia bertempat di Kelurahan Panjang Utara yang terdiri 49 RT dan 3 Lingkungan.
Ketiga korban meninggal dunia, yaitu (1) Supian (Pian), umur 32 tahun, pekerjaan Buruh, alamat Kp. Selirit Rt 06 LK II Kel. Panjang Utara.
Korban meninggal kedua, bernama Udin, 40 tahun, pekerjaan Buruh, alamat Kp. Selirit Rt 06 LK II, Kel. Panjang Utara.
Dan korban meninggal ketiga bernama Kusnawati, umur 60 tahun, pekerjaan ibu Rumah Tangga, alamat Kp. Selirit Rt 06 LK II, Kel. Panjang Utara.
Sementara itu, menurut Pemerhati Sosial, Lingkungan dan Tata Kota, Budiono CPL yang akrab disapa Mas BBM (Budiono Bakti Masyarakat) mengkritisi, banjir parah di Panjang ini bukan hanya disebabkan curah hujan tinggi sehingga menyebabkan luapan sungai.
Menurut Mas BBM yang juga warga Panjang ini, akar masalah juga karena tidak berfungsinya Siring Jalan akibat sampah serta tidak disiplinnya program pengerukan Siring dengan Alat Berat yang sebelumnya dilakukan tiap 3 bulan sekali dimasa Walikota Herman HN.
"Mutlak segera direalisasikan program Normalisasi Sungai secara komprehensiv, bukan sekedar asal-asalan. Siring jalan juga mesti disiplin dikeruk secara berkala dan pastikan lancar tidak tersumbat. Termasuk program penertiban GSS atau Garis Sempadan Sungai dengan tetap menganut prinsip keadilan bagi masyarakat. Selama itu belum dilakukan, maka tetap menjadi bom waktu dan banjir akan selalu menjadi ancaman serius. Jangan sampai terjadi banjir lagi, apalagi sampai menambah korban jiwa lagi," tukas Mas BBM.