HARIAN UMMAT | JAKARTA — Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang menggelar pernikahan mewah di saat bangsa Indonesia mengalami kesusahan dan bencana menunjukkan mantan Wali Kota Solo itu pemimpin buruk dan tidak dapat diteladani.
“Pernikahan mewah dengan melibatkan pasukan aparat keamanan dengan jumlah besar bukan saja tidak lazim, tetapi juga menyakiti rakyat yang sedang menghadapi permasalahan berat. Jokowi adalah pemimpin yang buruk. Sulit untuk dapat diteladani,” kata pemerhati politik dan kebangsaan, Rizal Fadillah kepada keuangannews, Rabu (14/12/2022).
Kata Rizal, kemewahan pesta perkawinan putera bungsu Jokowi membuat banyak orang geleng-geleng kepala sekaligus bukti bahwa tampilan kesederhanaan dan empati pada rakyat itu omong kosong.
“Ngunduh mantu iringan kereta kuda seperti upacara Kerajaan Belanda atau Inggris. Luar biasa keluarga Presiden negara Republik bergaya Raja dari sebuah negara Kerajaan,” paparnya.
Rizal juga mempertanyakan pengamanan pernikahan Kaesang yang mengerahkan ribuan anggota TNI dan Polri padahal urusan pribadi Presiden Jokowi.
“Sebelumnya terjadi pengerahan ribuan atau puluhan ribu aparat keamanan untuk mengamankan. Entah pengerahan setara pengamanan Sidang G 20 lalu itu cermin dari unjuk kewibawaan atau ketakutan? Darimana pembiayaan untuk pengerahan pasukan tersebut?” tanya Rizal.
Rakyat bukan usil tetapi prihatin melihat sikap radikal dan intoleran pada penderitaan rakyat di tengah kehidupan yang semakin berat. Bencana yang terjadi di timur dan di barat.
“Biaya untuk acara ini perlu dijelaskan baik besaran maupun sumber pendanaan. Apalagi para Menteri ikut terlibat dalam penyelenggaraan. Adakah nuansa korupsi dan kolusi?” ungkapnya.
Rizal menganggap wajar rakyat yang meminta audit keuangan acara pernikahan Kaesang. “Karena menyangkut jabatan, maka wajar jika rakyat menuntut adanya audit atas acara “gila-gilaan” tersebut,” pungkas Rizal. (kn)